Selasa, 19 Juli 2011

Penantian itu datang juga.. ( cerita kecil MOS Sekolahalam Bintaro)



Sepagi ini rutinitas menjelang persiapan ajaran baru. Berasa dekat tapi masih panjang. Ternyata waktu memang sangat cepat berlari. Hari terlewati. Persiapan yang tidak sedikit kami lakukan bersama tim. Yach kerjasama ternyata menentuka keberhasilan kerja kami. Kami selalu mencoba disetiap moment. Dengan begitu kami menjadi tahu segala hal… tentang event, tentang loyalitas, tentang kerjakeras dan juga komunikasi.
Belajar dari pengalaman mungkin itu lebih tepat jika tanpa kata yang bejejal penul dalam paragraph. Moment penyambutan bagi sekolah kami, sekolahalam Bintaro menjadi sesuatu yang sangat unik. Sekolahalam yang berada di jantung kota Bintaro berusaha memperbaiki diri. Jujur banyak duri, banyak  hambatan tapi spirit dan pembelajaran yang kami dapatkan lebih amazing dari yang dibayangkan. Justru dengan belajar dari pengalaman menghadapi masalah itulah pembelajaran yang paling berharga. “Orang yang menjadi hebat itu adalah orang yang mampu mengatasi segala tantangan dalam hidup , apapun bentuknya”
Meringkas sedikit apa yang disampaikan Bang Lendo (Konseptor Sekolahalam  di Indonesia) pada acara MOS (Masa Orientasi Siswa calon orangtua) 16/7/11, sekarang ini  Amerika sedang mengonsep kurikulum pendidikan yang membuat siswa didik merasakan pengalaman yang menantang. Indonesia sudah belajar demikian tanpa dia bersekolah”.  Tantangan yang datang itu adalah pendidikan terhebat untuk anak. Dengan tantangan anak akan belajar banyak tentang strategi mengatur kehidupan yang harmonis. Spirit hidupnya kuat sehingga leadershipnya bisa keluar secara alami.
Setiap moment adalah belajar.
Long life is Education”.  Sekolahalam mengenalkan alam sebagai media  belajar. Membelajarkan anak dengan pengalaman.   Basic akhlaq menjadi tolok ukur nomor wakhid yang tak bisa ditawar. Masih ingat dalam penjelasan Bang Lendo “ Seorang anak belajar  disekolah alam akan terasah 4 hal.
1.      Akhlaqnya : empati, kepedulian, sopan santun, jujur dll
2.      Pengetahuan : logika tumbuh dan berkembang secara alami karena belajar langsung dengan pengalaman riil  di lapangan
3.      Leadership : keberanian, kemandirian, percaya diri dll
4.      Entrepreneurship : mengajarkan bagaimana anak mampu mandiri secara financial. Menjadi generasi mandiri secara ekonomi
Pada hari perdana siswa bersekolah tahun ajaran baru 2011/2012 (18/7/11) siswa datang bersama orang tua mereka. Hal mendasar yang ditawarkan panitia penyambutan adalah bagaimana mengenalkan anak dengan alam lebih dekat. Prakteknya mudah. Kami membuat jalur dari pintu gerbang tengah (batas orangtua mengatar) dengan jalan yang berlumpur. Syarat  yang dipenuhi adalah masuk dengan melepas alas kaki dan melewati jalur yang berlumpur .
Filosofi yang menarik
Filosofi dari panitia sangat menarik. Kenapa menggunakan tanah? Dan kenapa harus di pintu masuk?.
1.      Manusia terbuat dari tanah. Mengisi kebutuhan fisik (makan ) dengan hasil bumi yang tumbuh di tanah (padi, sayur, buah dll).  
2.      Sengaja panitia mensetting lokasi di depan pintu masuk. Tidak pandang bulu panitia, guru, orangtua, pengantar, dan seluruh siswa harus melewati jalur yang sama untuk masuk ke lokasi sekolahalam bintaro hari ini (MOS). Ini mengadung pembelajaran bahwa ini adalah pengalaman anak menghadapi tantangan.
Wajah yang semula semangat menjadi berubah. Ada yang berubah semangat dan langsung melewati rintangan jalan berlumpur dengan semyum ceria. Ada yang langsung dibujuk baru mau berjalan. Ada yang menangis sebelum masuk. Ada yang takut kotor. Dan ada   juga yang tiba – tiba panic tapi mau mencoba.
Inilah pengalaman.
 Butuh perjuangan untuk melewati dengan dukungan orangtua dan guru semua anak akhirnya berhasil melewati tantangan melintsi jalur yang berlumpur hari ini.
Point yang perlu digaris bawahi disini adalah nilai kebersamaan dan kerjasama.
 Coba dilihat anak yang tidak mau melintas dan takut kotor rata – rata berhenti di depan pagar. Kalau tidak menangis ya….merengek sedikit. Sangat berkesan melihat guru memberi motivasi dan sembari menjelaskan keasyikan menginjak jalan yang berlumpur “ Kotor tidak apa- apa, nanti habis ini kita cuci kaki sama – sama ya…yuuk dicoba Ibu/Bapak bantu…” kemudian orangtua ikut memberi pengertian dengan cara mencontohkan bahkan mendampingi anak untuk berjalan tanpa alas kaki. Ini lo….yang ingin disampaikan bahwa keberhasilan pendidikan hanya bisa dicapai dengan kerjasama yang baik antara guru, orangtua dan lingkungan( masyarakat).
Adalagi yang menarik. Keteladanan.
Guru menjadi teladan pertama disekolah. Hal yang pertama dilakukan adalah menjadi pioneer . ya…harus berjalan di lumpur duluan sebelum anak – anak mencoba. Orangtua juga mendampingi sambil memberi contoh. Kakak kelas memberi semangat dengan memberi contoh kepada adik – adiknya. Empaty secara alami sudah mulai nampak disini.
Kalau dibilang repot  memang demikian. Namun nilai kebersamaan dan nilai pembelajaran itu yang sangat berharga. Bekal yang paling hebat adalah bekal pengalaman. Dimana anak akan senantiasa kuat dalam mengadapi tantang hidup.   
Ada beberapa anak  tiba – tiba berkomentar  setelah melewati jalan yang berlumpur di pintu gerbang  masuk tadi, dia mengatakan “ Melewati jalan berlumpur itu asyik, Melewati jalan berlumpur itu lembut, aku berani melewati jalan berlumpur. “ inilah secuil pengalaman mereka. Positif dan dishare secara positif.  
Pengalaman itu penting
Nilai terpenting  dari kegiatan ini adalah soal pengalaman.  Siapa yang mengetahui kehidupan anak di waktu mereka besar?. Tidak ada yang tahu sekalipun mereka adalah orangtua anak – anak. Tantangan yang mereka hadapi jauh lebih beragam dari masa sekarang. Maka membiasakan anak- anak kuar dalam menghadapi tantangan hidup adalah dengan belajar dari pengalaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar