Senin, 20 Juni 2011

FILOSOFIS MAINAN PINGSUIT (JEMPOL, TELUNJUK DAN JARI KELINGKING)



Hom pim pa alaihum gambreng
Nek ijah pake baju rombeng
Gambreng!, gambreng !
Suit …
Sekilas suara permain ini kadang terdengar dari anak – anak. Dengan lagu sederhana lalu dilanjutkan dengan pingsuit menggunakan jari masing – masing. Sungguh sangat mengasyikkan. Apakah anda masih bisa mengingat permainan ini?
Di zaman modern ini mainan tradisional semakin tersingkirkan. Ketenarannya hanya dinikmati oleh beberapa kalangan menengah ke bawah. Bisa menjadi alasan, mereka cenderung memainkan permainan yang tidak mengeluarkan ongkos mahal namun tetap mengasikkan saat dimainkan.
Sebelum anak mengenal mainan elektronik permainan pingsuit sangat menyenangkan. Antara lain sebagai penentu lakon dalam sebuah permainan. Misalnya, untuk permainan petak umpet ada yang bertugas sebagai penjaga ada yang bertugas sebagai pendobrak (yang sembunyi). Demikian halnya permainan yang lain pingsuit menjadi familiar.
Berbicara tentang pingsuit saya hari ini baru menemukan filosofi permainan ini. Biasanya saya datang ke perpustakaan sekolah sekedar untuk mengerjakan tugas di tempat yang lumayan sepi. Namun ketika laptop saya terbuka, kawan saya memberitahu tentang filosofi pingsuit.
Diam. Memperhatikan. Ini kisah menarik menurut saya. Pingsuit sangat familiar bagi saya dan kawan kecil saya. Namun tidak tahu kenapa harus menggunakan jempol, telunjuk dan kelingking??
Sementara tidak perlu mempertanyakan kenapa hanya tiga jari tersebut yang digunakan. Mungkin sudah menjadi kesepakatan ketika muncul permainan ini. Jadi langsung kepada pokok filosofisnya.
 Kawan saya menjelaskan lambang pemimpin (laki –laki ) atau orang yang mempunyai kekuasaan  dan kekayaan itu jari jempol. Telunjuk sebagai lambang wanita atau perempuan. Terakhir jari kelingking diibaratkan seorang yang mempunyai kecakapan ilmu.
Cobalah anda pinsuit dengan kawan ada sekarang. Ketika ada mengeluarkan  jari jempol dan kawan anda mengeluarkan jari kelingking maka ada yang kalah. Kenapa? Karena  orang  (laki – laki) yang kaya yang tak berilmu akan kalah dengan orang (laki – laki )yang berilmu tapi tidak punya kekayaan /harta.
Pingsuit ke dua. Anda mengeluarkan jari  jempol sedang teman anda mengeluarkan jari telunjuk. Maka yang menang adalah anda yang mengeluarkan jari jempol. Kenapa ??? kebanyakan wanita sangat tertarik dengan kemewahan dunia.
Pingsuit ke tiga. Anda mengeluarkan jari  telunjuk dan teman ada mengeluarkan jari kelingking. Siapa yang mejadi pemenang?. Yang menjadi pemenang adalah jari telunjuk. Kok bisa?. Tidak lain karena orang yang berilmu pun akan goyah ketika dihadapkan dengan wanita. Ini mirip dengan kisah dalam Al-Quran dan hadist bahwa godaan terbesar bagi kaum Adam adalah harta, tahta( kedudukan ) dan wanita.
Pingsuit ke empat : pingsuit yang idem. Misalnya jempol dengan jempol. Telunjuk dengan telunjuk. Kelingking dengan kelingking. Semua berimbang jadi tidak menang pun tidak kalah juga.
Yah…pada akhirnya kalau mau dicari filosofisnya ketemu nilai (value) yang bisa diajarkan untuk  kehidupan sehari – hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar