Senin, 25 Oktober 2010

Notes on Saturday, October 23 th 2010

Notes on Saturday, October 23 th 2010

by: ek@-hik@ru

Pagi ini saya terbangun setelah mendengar kumandangadzan subuh. Gerimis pelan terdengar dari kamarku. Seperti doubing musik yang mengawali hari ini. Merencanakan sekian aktivitas yang saya rencanakan tadi malam. Namun pagi ini sedikit berbeda karena setelah aktivitas subuh biasanya saya melaksanakan rutinitas Sabtu pagi.Seperti : membaca qur’an, membuka siroh nabawiyah (sekedar untuk mengingat), al-ma’tsurat, brain gym adaptif, membuat teh manis dan beres - beres rumah (nyapu, ngepel, nyuci dan bantu masak ) sampai yang terakhir aktivitas pribadi. Barulah aktivitas itu selesai bisa melaksanakan agenda di luar rumah.

Berbeda.”ya memang beda”. Karena jadwal pekanan Islamic Study Club berubah pukul 07.30 WIB. Khusus hari ini. Otomatis saya harus prepare sebelum pukul 06.00 WIB mengingat jarak tempuh dari Bintaro cukup jauh. Setelah sholat subuh saya masih punya tugas membantu rekankerja saya mengoreksi IEP (Individual Education Program) siswa kami. Walaupun tadi malam nglembur tetap saja belum selesai. Saya berusaha seefektif mungkin mengingat waktu yang saya punya sangat terbatas.Beres - beres belum dIlakukan lho….” Harus cepat” kata saya.

Saya masih mencoret – coret lembar demi lembar IEP dan kondisi kamar juga masih penuh dengan kertas- kertas. Penaku bergerak lumayan cepat….yach sangat harmonis ditemani hujan yang manis di pagi hari. “Bu, Bu Eka ada nggak?” terdengar seperti suara kawan kerja yang kosnya berdekatan. Tidak lama kemudian ternyata benar dugaan saya. Bu Ila datang. “Bu Eka…….!” Bu Ila memanggil saya.”Iya masuk aja “ jawab saya. Pintu terbuka dan Bu Ila sudah rapi kelihatan mau pergi. “ Bu mau pergi tidak?” Tanya dia. “Iya Aku mau ISC” saya jawab spontan”. Ini saya mau ISC juga jas hujanku ku cuci kalau Bu Eka tidak pergi mau aku pinjem. Yach…gimana dong nekat aja nich” Bu Ila berkata padaku setengah masih ingin menyampaikan sesuatu. “Gimana ya Bu…”Tanya Bu Ila kepadaku. “di lap aja Bu…gak papa” . dia menyanggupi dan mengucapkan salam untuk meninggalkanku. Aku tidak sempat menyambutnya karena aku sedang terburu- buru juga.

IEP selesai kulanjutkan beres- beres sambil menunggu Teteh mencuci di KM.” Tuhanku ampunkanlah segala dosaku…………” lagu Snada tanda SMS dari HP. Ku buka SMS berisi pemberitahuan bahwa teman kami ada yang ijin karena sakit jadi tempat belajar kami di pindah ke tempat lain. Suara ramai orang ngobrol di jalan terdengar sampai kamarku. “Seperti suara Pak Beni dan Bu Sri” Gumamku. Lalu segera ku ambil plastik untuk membungkus file dan lari ke pintu gerbang dan ternyata….bukan L

Ya ….sudah prepare diri sudah selesai aku pamitan dengan Ibu dan Bapak kos yang lagi asyik main sama Caca.

Planning pertamaku hari ini adalah mengantarkan file ke Sekolah Alam Bintaro. Di depan ICT saya melihat kumbang badak sedang berjalan. Sekilas pikiranku bergerak kepada ke-khas-an Sekolah Alam Bintaro. Aku berfikir kenapa tidak diambil aja khas Sekolah Alam Bintaro adalah kumbang badak?. Di sini kan paling banyak kumbang badak. Kalau dibuat penangkaran kumbang badak pasti bagus dech. Entahlah pikiran itu kubiarkan begitu saja karena waktu sudah tidak cukup untuk diam mengamati kumbang badak. Yup ! meluncur ke pertigaan pos polisi. Hehe sebutan saja karena memang pertigaan ini tempat polisi (katanya jaman dulu) sekarang padang ilalang dan tumpukan sampah yang berbau menyengat.

Pikiran tentang kumbang badak ku simpan sambil jalan.

Rute perjalananku pagi ini dimulai pukul 07.00 WIB. Dengan kondisi jalan masih direnovasi,macet itu pasti. Dari mobil angkot D10 turun di pertigaan Tamanmangu lalu oper ke mobil 07 arah Kebayoran turun di Cipadu. Seperti biasa aku duduk di depan jika depan masih kosong. Setelah mobil 07 disambung mobil 09 yang ke arah Garden.

Aku terlambat 45 menit.(biasa macet di daerah dekat Univ.Mercu karena lampu merah dan perempatan Joglo ).Pembelajaran belum dimulai baru dimulai setelah saya datang. Kami membahas periodesasi dakwah Rasulullah dan melihat presentasi VCD Satria Hadi Lubis. Yup sangat menarik….

Periodesasi dakwah rasulullah. Yach judul yang tidak asing untuk mereka yang sudah aktif di kampus. Mereka sering diberi suplemen ilmu tentang siroh. Tapi ketika sudah merambah masyarakat maka jika tidak diulas kembali pasti akan lupa. Alhamdulillah dengan seperti ini jadi mengingatkan memori di kepala tentang hal ini. Pembahasan kami berikutnya adalah menejemen diri versi ustadz Satria Hadi lubis.

Tak terasa perbicangan kami belajar tentang belajar dan menejemen diri versi ustadz Satria Hadi lubis tidak terasa. Tahu – tahu pukul 10.30 WIB.

Planing ke dua hari ini adalah ke Jakarta Convention cente (JCC). Awalnya agak bingung membedakan antara Gelora Bung Karno dan Istora Senayan Jakarta. Meskipun sering ke bookfair masih saja bingung karena salah satu yang bernama JCC belum pernah ku kunjungi. Sesuai referansi setelah naik kopaja P16 ( Ciledug – Tanah Abang) saya naik 102 (Ciputat – Tanah Abang). Untuk meyakinkan diri saya tanya kepada sopir kopaja ” Bang JCC lewat nggak?” si sopir mengangguk. “ Tolong dibantu ya Bang, saya belum tahu JCC”. Dan sopir mengangguk lagi. Ini Jakarta jadi tidak sepenuhnya saya percaya kalau sopir akan ingat kata tolong saya, jadi selama kopaja mulai beroperasi saya melihat kanan dan kiri. Kopaja 102 berhenti di Gelora Bung Karno saya tanya” Bang ini JCC bukan?”. “Bukan Neng…… nggak bilang sich udah lewat Neng, turun sini aja naik mobil lagi” jawab supirnya. “Hm………” gumamku dalam hati supirnya lupa kali karena setumpuk urusan yang harus dihadapi hari ini salah satunya macet. Maka aku kembali naik kopaja 102 dengan arah berlawanan. Baru naik saya bayar kepada kondektur dengan uanga Rp 5000-an. Dan saya ditanya “ Mana Neng? Slipi?”. “JCC”. Jawabku.” Lah ini JCC deket.Nyebrang nggak papa? Turun turun!”. Alhasil ternyata JCC dengan Gelora Bung Karno sangat dekat karena bayaran kopaja normal Rp 2000, saya hanya bayar Rp 1000 saja.

Alhamdulillah……Nyampe… oh! Ini namanya JCC. Jadi tahu ya…”.Maklum, first time here ! dengan kesasar sedikit.

Memang benar ada spanduk besar bertuliskan “ Gelar karya pemberdayaan masyarakat” kalau tidak salah judul nya ya…

Bergerak menuju mushola. Sholat dzuhur dulu.

Selesai sholat dhuhur kaki melangkah masuk ke area pameran ambil hanphone untuk sms kawan saya yang bertugas di pameran ini. Kawan saya ini aktif di LSM yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan yang ikut dalam pameran ini. Sambil mencari saya lihat produk 2 yang dibuat oleh Departemen Pariwisata….seperti biasa saya paling suka dengan produk yang unik, memotret dan jika boleh membawa buku panduan saya bawa sebagai buah tangan. Yang saya lihat pertama ada batu- batuan bagus banget tapi harganya tak cukup bila menggunakan uang sakuku hari ini. Harga yang tertera Rp 550 ribu. Jadi melihat saja sudah cukup. Sambil jalan subhaannallah kawanku menegurku saat aku jalan. Alhamdulillah senang rasanya bisa ketemu lagi …. :)

Seperti biasa kami bertanya tentang kabar dan lain2 setelah itu saya ditemani untuk keliling area pameran. Saya tidak terlalu ingat khas daerah mana yang unik ada di pameran ini.

Beberapan stand yang kami kunjungi sesuatu menawarkan kepada kami antara lain:

1.Wajik tomat yang dikelola oleh binaan CSR BPMIGAS

2. Makanan dari sagu yang ditaburi parutan kelapa, cokelat sagu dan butter sagu berdekatan dengan stand CSR bakery

3. Kementan yang unik dengan tanaman sawinya dan hasil pertanian lainnya

4. Stand yang saya lupa dari daerah mana. Saya bersama kawan berfoto dengan topi burung cenderawasih yang sudah mati kemudian di awetkan.

5. CSR binaan Telkom ada SLB B di rangkas bitung dengan hasil berupa media pembelajaran paud.

6. CSR dari perusahaan air mancur yang menjual produk jamu.

7. Sari husada dengan patung sapinya dan dengan produk pengolahan sampah yang berasal dari sampah plastic berupa tas ransel.

Sederet CSR yang lain yang tak kuingat satu persatu

Tidak semua stand kami masuki tetapi sudah memunculkan ide – ide segar kembali. Terima kasih kawan sudah menemaniku berkeliling area pameran. CSRnya beragam ada yang dari pemerintah seperti PNPM dan ada yang dari perusahaan besar di Indonesia.

Sepulang dari JCC saya menuju Ciputat. Otomatis naik 102 lagi dari JCC. Ini kopaja semena2 hanya sampai Lebak Bulustidak sampai Ciputat. Dengan sedikit sebel kopaja menurunkan semua penumpang di Lebak Bulus.apa boleh buat harus menyambung lagi lalu saya naik C01 yang kearah Ciputat.

Di bawah jembatan Ciputat saya turun dari C01 cukup bayar Rp 2000 saja. Seperti biasa tukang ojek mengacungkan tangan tanda menawarkan ojek. Dan seperti biasa pula saya geleng – geleng kepala. Di depan angkot D10 angkot terakhir menuju rumah ada penjual pisang. Yach …mencoba menawar ternyata cocok ya saya beli dua. Dalam perjalanan menuju bintaro sebelah saya ada penumpang ibu – ibu yang sedang menelfon keluarganya. Untuk mencari belanjaan yang tidak didapat di pasar Ciputat. Percakapan tidak begitu lama begitu selesai dia memberikan HP kepada anaknya (soalnya anaknya yang sudah besar ini memanggilnya mama).

Diperempatan dekat Bambini School ada penumpang yang turun dan naiklah seorang ibu bersama 1 anaknya. Ibunya cantik terlihat supel dan ramah. Mengobrol dengan anaknya yang duduk di sebelah saya. Awalnya ibunya hanya seperti guide yang menunjukkan sekolah saudara- saudaranya kepada anaknya.lalu ibunya memberitahu anaknya jika dia pergi bekerja naik kereta dari stasiun Sudimara. Jalanan dekat stasiun ini lumayan macet. Mobil D10 yang kami tumpangi menyelip antrian mobil di sebalah kiri mobil2 pribadi saat di tikungan “asgtaghfirullah!” semua tersentak kaget karena ada motor yang ingin menyalip dari sebelah kanan mobil D10 yang kami tupangi.Alhamdulillah rem cukup bagus jadi tidak ada masalah. Tetapi dengan kekagetan ini kemudian menjadi sebab pembicaraan antara penumpang.

Jalan belum lancar tepat di jembatan rel ada kereta yang melintas. Si anak yang melihat” Eh ada kereta” dan ibu disebelah menjawab “Iya dek itu keretanya kita bisa naik juga lho…” ibunya menjawab sambil senyum.Nah dari sini ibu sang anak bercerita tentang kereta kepada penumpang lainnya. Saya hanya menyimak pembicaraan 3 ibu yang duduk dekat dengan saya.

Ibu yang punya anak mengawali pembicaraan dengan “Harus hati2 kalau misalnya mau turun angkot.” “Lihat belakang ada kendaraan atau tidak. Tetangga saya ketabrak dan langsung mati ditempat saat turun dari angkot ada kendaraan yang melintas”. Ibu yang lain mengangguk sambil dahinya mengerut karena kasihan mungkin ya…” Trus gimana itu Bu” tanya ibu yang lain. “ Ya…saat ditanya keluarganya minta menunda menjawab sebelum pemakaman ibu yang meninggal tertabrak motor saat turun angkot selesai. Setelah selesai keluarga sang korban menuntut pelaku /penabrak, menurut keluarga korban ini murni kecelakaan. Pembawa motor adalah siswa SMP , tidak punya SIM, sepeda motornya juga pinjaman. Hm….mesti hati – hati Bu…kalau bawa motor kejadian begitu gimana ? habis kan?” Si Ibu bercerita sangat serius. Saya masih terpaku dengan obrolan mereka.

“ Trus penabraknya anak sekolah gimana Bu?” tanya ibu yang lain.” Ya karena keluarga korban minta jalur hukum ya….di penjara padahal masih anak sekolah lho Bu….” Jawab ibunya.” Kasihan ya…” penumpang lain menjawab berbeda. “lha kok kasihan sich Bu….biarin aja orang salah” jelas ibu yang menceritakan.

Ibu ini bercerita lagi dengan tema yang berbeda sekarang ganti kereta api. Semenjak ada kejadian kecelakaan Senja Utama dengan Argo anggrek. Layanan kereta api kurang begitu memuaskan banyak yang telat. Dan itu juga berefek untuk kereta jurusan Serpong – Kota. Beberapa hari yang lalu ada traouble di lintasan kereta ini namun tidak ada korban.

Si ibu masih semangat menceritakan bahwa salah satu rekan kerjanya ada yang meninggal di kecelakaan kereta di stasuin yang ada di Pemalang itu. Dan ada rekan kerja yang biasa pulang week end ke kampung dengan kereta dia juga tidak pulang. Masih soal kereta. Saya hanya menjadi pendengar yang baik karena si Ibu bercerita dengan mimik yang bagus. Menjiwai pula. “ Sekarang naik kereta juga harus hati – hati “kata si Ibu. “ Ada copet”. Si ibu menceritakan dengan detil. Ya wajar karena Ibu ini pulang dan berangkat ke kantor menggunakan jasa kereta api. Dari penjelasan Ibu ini disimpulkan bahwa penampilan copet itu banyak yang bagus, necis, rapid dan wangi lebih rapi dari pegawai kantor.” Biasanya mereka dari serpong”tutur ibunya.”ada penumpang kereta yang baru naik tiba- tiba bilang eh HP saya hilang dicopet, ada yang di hipnotis dengan dipijat – pijat kakinya. Sambil mijat ternyata sembari mencari barang berharga untuk di copet. Ada tas yang disobek dengan silet ada juga yang digunting menjelang naik atau turun dari kereta.” Jelas ibu nya lagi.” Sekarang naik kereta ekspress pun tidak aman lho Bu….”.penumpang lain terheran “ Kenapa?” tanyanya. Di gerbong ekspress dengan harga tiket Rp 8000 meskipun ada gerbong khusus untuk wanita di gerbong depan dan paling belakang tetep aja copetnya. Wajah saya dan 2 penumpang lain semakin heran. Si Ibu menjelaskan lagi “ Pernah kejadian saya lihat ada penumpang deket saya di kereta ekspress dicopet sama copet perempuan. Ada satpam lho….tapi satpamnya tidak sigap.Hergh!saya jadi gemes pengen nimpuk satpamnya”. Ibu nya Nampak kesel dengan mengingat cerita ini.” Habisnya satpam kan jaga keamanan tapi kok nggak sigap”.

“Sekarang ini naik kendaraan apa aja harus hati – hati. Nggak angkot, nggak kopaja nggak metromini nggak kereta, nggak trans Jakarta dengan kelas eksekutif atau ekonomi harus waspada. Nggak pandang bulu Bu……..” Si ibu masih semangat bercerita. Yang lain mengangguk percaya atau tidak sich kurang tahu saya.

Suasana sudah gelap. Adzan maghrib pun sudah berkumandang disepangjang perjalanan naik angkot D10 ini. Bincang antar penumpang masih berlanjut.” Makanya kalau pergi –pergi saya nggak buka – buka handphone mau krang kring saya biarin aja” tegas ibunya.

Gaya bercerita ibu ini memang bagus. Setelah lewat Tegalrotan Ibunya bercerita “Sekarang macet ini. Jalan banyak dicor rata seluruh Tangerang. Katanya yang dana-in itu ya….calon walikota no 4”. Sekarang ganti topik. Politik. “ Ada 4 calon bingung mau milih yang mana. Paling Cuma gitu aja bangun jalan biar dipilih alih2 sudah jadi juga nggak ada perubahan”. “Saya males”. Si ibu nampak apatis dengan pemiluwalikota Tangsel.” Makanya saya kalau ada berita tentang politik nggak begitu suka habisnya beritanya bikin kesel uang rakyat di korupsi mulu…. Saya lebih senang nonton yang sergap – sergap begitu”.

Si ibu yang sudah bercerita panjang lebar sudah sampai tempat tujuan. Rupanya ibu ini mau pergi ke laundry dekat BTC bintaro. Sambil melempar senyum perpisahan “ Mari Bu….saya duluan…” kami yang masih di angkot membalas senyum sambil mengangguk.” Iya mari…”

Dari BTC ke jalan Haji Som tidak begitu jauh 15 menit saya sampai tujuan.Tepat di Bunderan setelah pom petronas saya turun. Memang sudah gelap pukul 19.00 saya turun angkot. Menuju kos saya tinggal jalan kaki sedikit sambil jalan saya bayangin cerita ibu dan menyimpulkan bahwa mungkin tadi Allah menjadikan sopir mengerem dadakan mobil angkot yang kami tumpangi supaya saya dan penumpang lain saling menyapa dan berbagi informasi.

Scenario Allah memang hebat dari hal yang tidak terduga saya bisa bersilaturahim dengan sahabat saya di JCC. Dengan hal yang tidak terduga pula saya jadi tahu realitas masyarakat dalam bepergian. Yach ini potongan hidup.Butuh hati yang bersih untuk memaknai semua kejadian supaya kita bisa tetap tawakkal kepada Allah.

Alhamdulillah hari ini dapat 6 halaman. Semoga istiqomah untuk menulis.mohon doanya ^^