Minggu, 27 Maret 2011

KENAPA HARUS SEKOLAH ALAM ? ini jawabannya...^^

Pertama kali mendengar sekolah alam bagaimana persepsi anda? Ketika bertemu dengan orang dalam perjalanan yang membahas sekolah alam mempunyai persepsi yang berbeda ketika sekilas mendengar nama sekolah alam. Sekolah alam itu sekolah yang santai, sekolah yang banyak kegiatan bermain, sekolah yang di alam terbuka, sekolah tanpa gedung, sekolah yang mencangkul melulu, sekolah anak bandel, sekolah yang bebas dan lain sebagainya. Itulah persepsi banyak orang. jika sekolah alam itu buku maka orang hanya  baru melihat sampul depan sekolah alam. Mari kita kenali lebih dalam dari kurikulum saja…

Sekolah alam pertama kali  berdiri tahun 1998 dengan perjuangan yang berliku di daerah Ciganjur. Sekarang  Ir. Lendonovo konseptor sekolah alam mendirikan School of universe di Parung – Bogor. Beliau merasakan keresahan akan masa depan generasi  Indonesia. Potret Pengangguran, kemiskinan dan berbagai masalah sosial lainnya semakin menumpuk tak kunjung selesai. Apa yang harus diperbaiki ? Dengan usaha yang keras beliau mulai membuat perubahan. Caranya adalah merubah generasi masa depan menjadi lebih baik.Sekolah/ Pendidikan satu – satunya jalan untuk meraih semua impian itu. Ya…impian untuk memperbaiki kualiatas anak negeri ini.
Berkaca dari generasi orde baru sampai sekarang.  Saya  akan mengajak pembaca menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1.     Masih ingat pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) SD kelas 3 tentang apa? Jika anda ingat berarti anda termasuk anak yang punya ingatan baik, jika tidak pun bukan berarti anda tidak bisa pintar.
2.    Berapa kali anda mengerjakan PR (Pekerjaan rumah)dari sekolah? Saya percaya banyak yang kebanjiran PR sehingga pagi sekolah mengerjakan ulangan, lalu sorenya  sampai malam duduk manis  menuntaskan PR.
3.    Apakah sewaktu anda sekolah dari SD – SMA sudah menghasilkan produk yang bermanfaat?
4.    Sudah aplikatifkah ilmu yang kita pelajari dari SD –SMA ketika bermasyarakat?
5.    Apakah anda belajar dengan cara duduk manis, diam, dengar, kerjakan, ujian tulis lalu pulang?
6.    Adakah anda atau teman anda yang tidak mendapatkan peringkat 1 dengan nilai mentereng 9 dan 10 dikatakan bodoh? Dan sebaliknya yang mendapatkan nilai 9 dan 10 dikatakan pinter.
7.    Mana yang lebih banyak anda ingat, pelajaran SD atau bermainnya ?
Masih banyak pertanyaan yang lain tentang sekolah era orde baru – sekarang.
Jawaban anda tidak salah. Semua benar. Sekolah alam muncul di awal 1998 berjalan perlahan namun pasti. Pertanyaan nomer 7 rata – rata banyak yang menjawab lebih banyak ingat bermain daripada pelajaran yang diberikan guru di kelas. Itu artinya belajar dengan cara bermain itu akan lebih menyenangkan untuk anak. Kunci yang pertama
“Belajar dalam keadaan yang menyenangkan itu mudah”
Mari kita ingat lagi. Apakah dulu kita belajar sopan santun di rumah? Jika sekolahnya di MI(madrasah Ibdtidaiyah) anak mendapatkan pelajaran akidah akhlaq. Tapi saya yakin lebih banyak teori. Apalagi yang disekolah umum. Kebanyakan akhlaq dipelajari oleh anak di rumah bersama orang tuanya. Di sekolah akhlaq bukan prioritas. Hasilnya bisa dilihat sekarang. Lihatlah panggung politik banyak praktek KKN. Korupsi, kolusi dan nepotisme semkin menjadi lalu terbentuklah KPK. Misalnya kalau akhlaqnya baik bisa saja KPK tidak terbentuk cukup berani berkata jujur dengan mengatakan “ Iya saya ambil uang rakyat , saya akan kembalikan”. Nah selesai tanpa proses yang panjang. Coba lihat siapa yang duduk di kursi pemerintahan siapa mereka? Pasti dulu anak yang pinter, rajin belajar, selalu juara  bahkan nilai raportnya mentereng angka 9 dan 10 tetapi kenapa meraka KKN?
Sekolah alam meletakkan akhlaq di urutan pertama. Diantaranya masuk kedisplinan, besih, jujur, rapi, ramah, teliti, pemaaf, saling menolong dan lain lain. Dan akhlaq hanya bisa dibiasakan hingga mengakar dan mendarah daging menjadi karakter.Tidak sekedar teori yang hanya dipelajari kemudian berakhir di selembar kertas ujian. Ada lagi misalnya belajar tepat waktu ketika datang ke sekolah. Bersih dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
“Akhlaq itu menjadi kurikulum yang pertama untuk sekolah alam”
Penah tidak ada pelajaran “Belajar bagaimana cara membaca yang kritis ” di waktu anda SD? Saya yakin ada akan menjawab TIDAK. Yach ! kita hanya belajar membaca bukan belajar  cara membaca yang kritis padahal setiap umur ada perkembangan kemampuan membaca dari Pra convensional mulai usia 3 hingga tahapan membaca independent usia 15 tahun. Jika mengikuti tahapan ini usia 16 tahun bisa menerbitkan buku. Sekarang kita pun masih mencari bagaimana cara menulis yang baik, bagaimana cara membaca yang baik.   Terbukti betapa kecilnya minat baca di Indonesia.Mall lebih ramai dikunjungi dari pada perpustakaan. Jumlah buku yang terbit pun terbatas. Apalagi jumlah peneliti di Indonesia masih bisa dihitung. Bagaimanapun membaca itu sangat penting.sesuai dengan  QS. AL –Alaq “ Iqra” Bacalah.
Knowledge (pengetahuan menjadi kurikulum kedua)
Kapan anda belajar menjadi pemimpin? Mungkin waktu masih SMP, SMA atau kuliah. Padahal belajar kepemimpinan itu mulai sejak kecil. Contoh kecil pemimpin harus bisa sportif. Ketika masih kecil anda jatuh lalu orang dewasa disamping ada panik  karena anda menangis jerit kesakitan. Yang dilakukan oleh orang dewasa itu yang pasti menolong anda. Sambil menolong mengucapkan” Cup cup Nak…jatuh ya…huh! Batunya nakal”(sambil pura – pura memukul batu ). Ini salah satunya “Menyalahkan” Adalah sikap yang kurang pas untuk menyelesaikan masalah tanpa masalah. Lalu pernahkah sesekali terlibat dalam pengambilan keputusan sederhana di rumah? Misalnya “ Nak, lebih baik kita beli mainan dulu atau buku dulu?” Kemudian anak menjawab berdasarkan pilihanya. Tentunya pilihan seperti ini tetap harus dibertahu prioritas, keuntungan dan konsekuensinya. Sehingga anak berfikir. Ini  belajar leadership secara sederhana. Manusia hidup dengan leadership minimal mampu memimpin diri sendiri.
Leadhership menjadi kurikulum ke tiga
November Tahun 2001 tepatnya saya masuk SMA. Saya sempat terfikir pekerjaan apa yang pas dengan skill anak yang lulus SMA ketika setiap hari yang saya pelajari hanya di bangku saja? Apakah ada terfikir demikian? Lalu seorang teman mengatakan kalau di SMA harus kuliah dulu baru kerja. Kalau di SMK bisa langsung kerja. Pertanyaan saya waktu itu adalah kenapa pemerintah tidak mencetak kurikulum yang terintegrasi antara teori dan praktek. Hanya beberapa saja yang lulus SMA bisa mandiri selebihnya berusaha entah modal sendiri, bekerja pada orang lain atau kuliah. Padahal secara umur lulus SMA itu dikatakan usia remaja 17-18 tahun. Jika jiwa bisnis itu sudah terasah sejak usia TK maka selepas SMA jika anak masih terus berbisnis dia aka mandiri secara financial selepas lulus SMA.
Maka Kurikulum ke empat sekolah alam adalah entrepreneurship
Saya pernah mendengar kisah tentang 2 anak remaja si A tidak terlalu pintar di dalam kelas namun dia selalu aktif terlibat di organisasi OSIS disekolahnya. Saking aktifnya si A sering diingatkan untuk meningkatkan nilainya. Al hasil si A tetep belajar dan nilainya hanya mentok di angka cukup alias 7.
Si B anak yang rajin belajar waktuya habis untuk belajar.bahkan waktu bermain habis untuk mengerjakan PR. Hasilnya cukup terlihat di raport nilainya 9 semua. “Wow, Hebat !” banyak yang memuji seperti itu.
Kira – kira menurut anda siapa yang lebih disebut pintar si A atau si B?
Nah 2 anak diatas sama – sama hebat yang si A punya kecerdasan interpersonal yang baik sehingga lebih suka berorganisasi. Sementara si B lebih cerdas dibidang akademik. Jika anda sebagai pendidik berhentilah membuat rapot angka! Karena angka itu penilaian yang menjebak! Buatlah portofolio  untuk anak didik anda. Itu akan jauh lebih baik dibanding dengan raport angka
Kurikulum yang padat menjadi targetan guru untuk menyelesaikan materi yang ditetapkan oleh pemerintah. Akibatnya PR (pekerjaan rumah ) makin hari makin banyak.
Saya sempat membayangkan seandainya semua lulusan SMA /SMK semua punya skill keilmuan (teori dan praktek seimbang). Kemudian lulusan S1 baru bisa diwisuda ketika mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri  sepertinya tidak aka nada lagi yang namanya pengangguran. Bagaimana dengan sekolah alam?
Sekolah alam punya kurikulum bisnis sehingga anak akan bisa hidup mandiri ketika mereka usia 16 tahun . dihitung dari 6 tahun SD, 2 tahun SM (sekolah menengah 1,2) ini setara dengan SMP dan 2 Tahun SM (sekolah menengah 3, 4) setara dengan SMA. Karena bisnis menjadi kurikulumnya maka bisnis menjadi skill yang wajib dikuasai oleh anak – anak.
Perlu digaris bawahi peran guru begitu penting untuk mencetak generasi yang berkualitas. Siapakah guru itu? Yang dimaksud guru di sini tidak hanya guru yang mengajar di dalam kelas ada orang tua, dan masyarakat  mereka semua adalah guru bagi anak – anak.   Semuanya harus bersinergi.Jika diibaratkan permainan sepak bola orang tua adalah penjaga gawang untuk soal pendidikan. Pendidikan terbaik dimulai dari rumah bukan dari sekolah. Sekolah menjadi penting karena menjadi pendukung utaman pendidikan di rumah.
Saatnya berbuat untuk perubahan generasi mendatang yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar