PENYAKIT GURU
Oleh : Dedi Suherman
Guru SDN 1 Jati Kec. Batujajar Kab.
Bandung Barat
Dari beberapa faktor penunjang
keberhasilan pendidikan sehingga mampu melahirkan siswa yang berprestasi ,
faktor guru sangat dominan adanya. Peran guru sangat penting terhadap baik
buruknya mutu pendidikan. Ungkapan “guru kencing berdiri murid kencing berlari”
rasanya masih belum usang. Bila sampai sangat ini mutu pendidikan di Indonesia
dinilai oleh berbagai pihak masih relatif rendah, maka perlu diakui salah satu
penyebab utamanya adalah kualitas kompetensi guru relatif rendah, di samping
faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya. Misalnya, sarana prasarana
pendidikan yang kurang refresentatif, manajemen pendidikan yang masih carut
marut.
Mengapa masih banyak guru yang belum
profesional alias tidak berkualitas? Berdasarkan hasil riset dan survey
berbagai pihak ditemukan beberapa penyakit yang bersarang pada diri guru
sehingga guru tersebut tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Ada beberapa penyakit berbahaya yang melemahkan kualitas guru
dalam melaksanakan tugas sehingga berdampak negatif terhadap upaya peningkatan
mutu pendidikan, diantaranya :
ASMA (Asal masuk kelas). Ketika guru
masuk ke kelas tanpa disertai persiapan dan perencanaan matang secara tertulis
dan sistematis
ASAM URAT (Asal Sampai Materi Urutan
tidak Akurat). Cara menyajikan materi pelajaran masih konvensional, sering
memakai metode CBSA (Cul Budak Sina Anteng), metode tugas mencatat paling
sering dilakukan. Kadang-kadang batas materi pelajaran yang disampaikan gurupun
tidak tahu.
BATUK (Baca Ngantuk). Umumnya guru
malas membaca, sekali-kali membaca kantuk datang menggoda akhirnya membaca tak
tahan lama. Karena jarang membaca ilmunya tidak bertambah, wawasannya tidak
luas. Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa tidak mengikuti perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadilah guru yang jumud, kaku bahkan
ortodok.
DIABETES (Dihadapan Anak Bekerja
Tidak Series)
DIARE (Di kelas Anak diRemehkan).
Potensi, bakat dan minat anak kurang diperhatikan, sehingga proses belajar mengajar
monoton, tidak menumbuh kembangkan potensi anak didik tapi justru sering
membunuh potensi, bakat dan minat anak didik.
GATAL (Gaji Tambah Aktifitas Lesu).
Gaji ingin terus bertambah, tapi melaksanakan tugas kewajiban tidak mau
berubah. Mengikuti sertifikasi sangat ambisi padahal kurang memiliki kompetensi
tujuan utamanya ingin berpenghasilan tinggi mendapat gaji tunjangan profesi.
GINJAL (Gaji Nihil Jarang Aktif dan
Lambat). Gaji minus tiap bulan karena habis oleh kredit bank akhirnya hilanglah
gairah bekerja, pudar semangat mengajar.
HIPERTENSI (Hilang Perhatian
Terhadap Nasib Siswa). Prestasi siswa tidak diperhatikan, mau pintar atau bodoh
masa bodo, tidak ada upaya pengayaan bagi siswa berprestasi dan tidak ada upaya
perbaikan atau remedial kepada siswa yang masih kurang berprestasi.
KANKER (Kantong Kering). Gaji satu
bulan habis satu minggu, karena besar pasak daripada tiang, tinggi kemauan
rendah kemampuan. Penghasilan tidak memenuhi kebutuhan, akibatnya hilanglah
semangat melaksanakan tugas, malas masuk kelas, sering mangkir tidak hadir.
KUDIS (Kurang Disiplin) melaksanakan
tugas asal-asalan tidak tepat waktu, tidak akurat rencana dan program.
KURAP (Kurang Rapih). Penampilan
pisik (performan) acak-acakan, persiapan administrasi KBM asal-asalan.
KUSTA (Kurang Strategi). Tampil
mengajar dihadapan siswa hanya menggunakan metode ceramah sehingga membosankan,
tidak menggunakan berbagai metoda mengajar sehingga tidak membangkitkan
semangat belajar siswa.
MUAL (Mutu Amat Lemah) masih banyak guru
yang belum memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional yang ideal. Kurang menguasai materi pelajaran
dan metoda pembelajaran.
LESU (Lemah Sumber). Buku sumber
pelajaran hanya mengandalkan buku paket, tidak memiliki buku referensi yang
vareatif dan representatif sehingga wawasannya sempit
LIPER (Lekas Ingin Pergi). Tidak
betah berada di sekolah, tidak antusias masuk ke kelas bahkan sebaliknya ingin
segera pulang untuk mencari penghasilan tambahan. Kadang-kadang usaha sampingan
diutamakan tugas utama mengajar dilupakan.
PROSTAT (Program dan Strategi tidak
dicatat). Ketika KBM tidak disertai Silabus dan RPP, tanpa dilengkapi program
dan strategi mengajar yang ditulis sistematis.
REMATIK (Rendah Motivasi Anak Tidak
Simpatik). Tidak semangat ketika mengajar dihadapan anak didik, performan tidak
menarik sehingga anak didik tidak simpatik bahkan sebaliknya antipati akhirnya
melemahkan bahkan menghilangkan gairah belajar. Tampil mengajar tidak menyenangkan
siswa.
STRUK (Suka Terlambat Untuk masuk
Kelas)
T B C (Tidak Bisa Computer) alias
gaptek (gagap teknologi), tidak ada usaha untuk meng-up grade kompetensi diri,
sehingga penguasaan teknologi informasi dan komunikasi kalah oleh siswa.
TIPUS (Tidak Punya Selera). Ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dihadapan siswa tidak semangat, kurang
gairah
Waspadalah jenis-jenis penyakit di
atas jangan sampai diderita oleh para guru. Apabila macam-macam jenis penyakit
kronis tersebut di atas bersemayam dalam sikap mental dan psikologis guru
sehingga mengalami komplikasi akut, maka sangat membahayakan terhadap kualitas
pendidikan siswa. Jenis-jenis penyakit mental di atas termasuk penyakit menular
yang dapat melumpuhkan bahkan membunuh potensi yang dimiliki siswa. Dampak
negatifnya potensi yang dimiliki siswa bukan meningkat menjadi kompetensi tapi
justru membuat siswa impotensi, kurang berprestasi.
Sebelum berbagai penyakit di atas
semakin mewabah dan merambah pada jiwa setiap guru, maka perlu segera melakukan
tindakan antisipatif dan preventif dengan meminum obat mujarab yaitu “IMTAK”
dan “IPTEK” (meningkatkan kualitas keimanan dan merealisasikan ketakwaan serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi).
Seberapapun besar dana yang
disediakan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan bila tidak
ditunjang oleh mutu pendidik karena sudah terjangkit penyakit, yakinlah
prestasi siswa sulit bangkit.
“ Be Good A Teacher or Never”
“ Lebih baik tidak jadi guru
daripada jadi guru tidak baik”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar