Hom pim
pa alaihum gambreng
Nek ijah
pake baju rombeng
Gambreng!,
gambreng !
Suit …
Sekilas suara
permain ini kadang terdengar dari anak – anak. Dengan lagu sederhana lalu
dilanjutkan dengan pingsuit menggunakan jari masing – masing. Sungguh sangat
mengasyikkan. Apakah anda masih bisa mengingat permainan ini?
Di zaman
modern ini mainan tradisional semakin tersingkirkan. Ketenarannya hanya
dinikmati oleh beberapa kalangan menengah ke bawah. Bisa menjadi alasan, mereka
cenderung memainkan permainan yang tidak mengeluarkan ongkos mahal namun tetap
mengasikkan saat dimainkan.
Sebelum anak
mengenal mainan elektronik permainan pingsuit sangat menyenangkan. Antara lain
sebagai penentu lakon dalam sebuah permainan. Misalnya, untuk permainan petak
umpet ada yang bertugas sebagai penjaga ada yang bertugas sebagai pendobrak
(yang sembunyi). Demikian halnya permainan yang lain pingsuit menjadi familiar.
Berbicara tentang
pingsuit saya hari ini baru menemukan filosofi permainan ini. Biasanya saya
datang ke perpustakaan sekolah sekedar untuk mengerjakan tugas di tempat yang
lumayan sepi. Namun ketika laptop saya terbuka, kawan saya memberitahu tentang
filosofi pingsuit.
Diam. Memperhatikan.
Ini kisah menarik menurut saya. Pingsuit sangat familiar bagi saya dan kawan
kecil saya. Namun tidak tahu kenapa harus menggunakan jempol, telunjuk dan kelingking??
Sementara tidak
perlu mempertanyakan kenapa hanya tiga jari tersebut yang digunakan. Mungkin sudah
menjadi kesepakatan ketika muncul permainan ini. Jadi langsung kepada pokok
filosofisnya.
Kawan saya menjelaskan lambang pemimpin (laki –laki
) atau orang yang mempunyai kekuasaan
dan kekayaan itu jari jempol. Telunjuk sebagai lambang wanita atau
perempuan. Terakhir jari kelingking diibaratkan seorang yang mempunyai
kecakapan ilmu.
Cobalah anda
pinsuit dengan kawan ada sekarang. Ketika ada mengeluarkan jari jempol dan kawan anda mengeluarkan jari
kelingking maka ada yang kalah. Kenapa? Karena orang (laki – laki) yang kaya yang tak berilmu akan
kalah dengan orang (laki – laki )yang berilmu tapi tidak punya kekayaan /harta.
Pingsuit ke
dua. Anda mengeluarkan jari jempol
sedang teman anda mengeluarkan jari telunjuk. Maka yang menang adalah anda yang
mengeluarkan jari jempol. Kenapa ??? kebanyakan wanita sangat tertarik dengan
kemewahan dunia.
Pingsuit ke
tiga. Anda mengeluarkan jari telunjuk
dan teman ada mengeluarkan jari kelingking. Siapa yang mejadi pemenang?. Yang menjadi
pemenang adalah jari telunjuk. Kok bisa?. Tidak lain karena orang yang berilmu
pun akan goyah ketika dihadapkan dengan wanita. Ini mirip dengan kisah dalam
Al-Quran dan hadist bahwa godaan terbesar bagi kaum Adam adalah harta, tahta(
kedudukan ) dan wanita.
Pingsuit ke
empat : pingsuit yang idem. Misalnya jempol dengan jempol. Telunjuk dengan
telunjuk. Kelingking dengan kelingking. Semua berimbang jadi tidak menang pun
tidak kalah juga.
Yah…pada
akhirnya kalau mau dicari filosofisnya ketemu nilai (value) yang bisa diajarkan
untuk kehidupan sehari – hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar