Sepagi ini
rutinitas menjelang persiapan ajaran baru. Berasa dekat tapi masih panjang. Ternyata
waktu memang sangat cepat berlari. Hari terlewati. Persiapan yang tidak sedikit
kami lakukan bersama tim. Yach kerjasama ternyata menentuka keberhasilan kerja
kami. Kami selalu mencoba disetiap moment. Dengan begitu kami menjadi tahu
segala hal… tentang event, tentang loyalitas, tentang kerjakeras dan juga
komunikasi.
Belajar dari
pengalaman mungkin itu lebih tepat jika tanpa kata yang bejejal penul dalam paragraph.
Moment penyambutan bagi sekolah kami, sekolahalam Bintaro menjadi sesuatu yang
sangat unik. Sekolahalam yang berada di jantung kota Bintaro berusaha
memperbaiki diri. Jujur banyak duri, banyak
hambatan tapi spirit dan pembelajaran yang kami dapatkan lebih amazing
dari yang dibayangkan. Justru dengan belajar dari pengalaman menghadapi masalah
itulah pembelajaran yang paling berharga. “Orang yang menjadi hebat itu adalah
orang yang mampu mengatasi segala tantangan dalam hidup , apapun bentuknya”
Meringkas sedikit
apa yang disampaikan Bang Lendo (Konseptor Sekolahalam di Indonesia) pada acara MOS (Masa Orientasi
Siswa calon orangtua) 16/7/11, sekarang ini
Amerika sedang mengonsep kurikulum pendidikan yang membuat siswa didik
merasakan pengalaman yang menantang. Indonesia sudah belajar demikian tanpa dia
bersekolah”. Tantangan yang datang itu
adalah pendidikan terhebat untuk anak. Dengan tantangan anak akan belajar
banyak tentang strategi mengatur kehidupan yang harmonis. Spirit hidupnya kuat
sehingga leadershipnya bisa keluar secara alami.
Setiap moment
adalah belajar.
“Long
life is Education”. Sekolahalam mengenalkan
alam sebagai media belajar. Membelajarkan
anak dengan pengalaman. Basic akhlaq
menjadi tolok ukur nomor wakhid yang tak bisa ditawar. Masih ingat dalam
penjelasan Bang Lendo “ Seorang anak belajar
disekolah alam akan terasah 4 hal.
1. Akhlaqnya :
empati, kepedulian, sopan santun, jujur dll
2. Pengetahuan :
logika tumbuh dan berkembang secara alami karena belajar langsung dengan
pengalaman riil di lapangan
3. Leadership :
keberanian, kemandirian, percaya diri dll
4. Entrepreneurship
: mengajarkan bagaimana anak mampu mandiri secara financial. Menjadi generasi
mandiri secara ekonomi
Pada hari
perdana siswa bersekolah tahun ajaran baru 2011/2012 (18/7/11) siswa datang
bersama orang tua mereka. Hal mendasar yang ditawarkan panitia penyambutan
adalah bagaimana mengenalkan anak dengan alam lebih dekat. Prakteknya mudah. Kami
membuat jalur dari pintu gerbang tengah (batas orangtua mengatar) dengan jalan
yang berlumpur. Syarat yang dipenuhi
adalah masuk dengan melepas alas kaki dan melewati jalur yang berlumpur .
Filosofi
yang menarik
Filosofi
dari panitia sangat menarik. Kenapa menggunakan tanah? Dan kenapa harus di
pintu masuk?.
1. Manusia terbuat
dari tanah. Mengisi kebutuhan fisik (makan ) dengan hasil bumi yang tumbuh di
tanah (padi, sayur, buah dll).
2. Sengaja panitia
mensetting lokasi di depan pintu masuk. Tidak pandang bulu panitia, guru, orangtua,
pengantar, dan seluruh siswa harus melewati jalur yang sama untuk masuk ke
lokasi sekolahalam bintaro hari ini (MOS). Ini mengadung pembelajaran bahwa ini
adalah pengalaman anak menghadapi tantangan.
Wajah yang
semula semangat menjadi berubah. Ada yang berubah semangat dan langsung
melewati rintangan jalan berlumpur dengan semyum ceria. Ada yang langsung
dibujuk baru mau berjalan. Ada yang menangis sebelum masuk. Ada yang takut
kotor. Dan ada juga yang tiba – tiba panic tapi mau mencoba.
Inilah pengalaman.
Butuh perjuangan untuk melewati dengan
dukungan orangtua dan guru semua anak akhirnya berhasil melewati tantangan
melintsi jalur yang berlumpur hari ini.
Point yang
perlu digaris bawahi disini adalah nilai kebersamaan dan kerjasama.
Coba dilihat anak yang tidak mau melintas dan
takut kotor rata – rata berhenti di depan pagar. Kalau tidak menangis ya….merengek
sedikit. Sangat berkesan melihat guru memberi motivasi dan sembari menjelaskan
keasyikan menginjak jalan yang berlumpur “ Kotor tidak apa- apa, nanti habis
ini kita cuci kaki sama – sama ya…yuuk dicoba Ibu/Bapak bantu…” kemudian
orangtua ikut memberi pengertian dengan cara mencontohkan bahkan mendampingi
anak untuk berjalan tanpa alas kaki. Ini lo….yang ingin disampaikan bahwa
keberhasilan pendidikan hanya bisa dicapai dengan kerjasama yang baik antara
guru, orangtua dan lingkungan( masyarakat).
Adalagi yang
menarik. Keteladanan.
Guru menjadi
teladan pertama disekolah. Hal yang pertama dilakukan adalah menjadi pioneer .
ya…harus berjalan di lumpur duluan sebelum anak – anak mencoba. Orangtua juga
mendampingi sambil memberi contoh. Kakak kelas memberi semangat dengan memberi
contoh kepada adik – adiknya. Empaty secara alami sudah mulai nampak disini.
Kalau dibilang
repot memang demikian. Namun nilai
kebersamaan dan nilai pembelajaran itu yang sangat berharga. Bekal yang paling
hebat adalah bekal pengalaman. Dimana anak akan senantiasa kuat dalam mengadapi
tantang hidup.
Ada beberapa
anak tiba – tiba berkomentar setelah melewati jalan yang berlumpur di pintu
gerbang masuk tadi, dia mengatakan “ Melewati
jalan berlumpur itu asyik, Melewati jalan berlumpur itu lembut, aku berani
melewati jalan berlumpur. “ inilah secuil pengalaman mereka. Positif dan
dishare secara positif.
Pengalaman
itu penting
Nilai terpenting
dari kegiatan ini adalah soal
pengalaman. Siapa yang mengetahui kehidupan
anak di waktu mereka besar?. Tidak ada yang tahu sekalipun mereka adalah
orangtua anak – anak. Tantangan yang mereka hadapi jauh lebih beragam dari masa
sekarang. Maka membiasakan anak- anak kuar dalam menghadapi tantangan hidup
adalah dengan belajar dari pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar