Saatnya tlah tiba
Come join us
Beswan djarum
Semangatmu, ceriamu , prestasimu
Jadilah generasi yang membanggakan
Bersama beswan djarum
Come join us
Beswan djarum
Jingle “Come Join Us”
Terdengar begitu menggugah semangat jiwa muda dimanapun dia berada, dari ujung
Pulau Sumatera sampai batas Papua. Bagaimana tidak, pada salah satu liriknya
berbunyi “Come join us generasi yang membanggakan bersama beswan
djarum” Ini berisi ajakan untuk berprestasi.Benar. Tidak tanggung –
tanggung pihak perusahaan pun bekerja sama dengan media dan instansi pendidikan
untuk menyebarluaskan informasi ini. Siapapun yang melihat dan mendengar, dari
anak – anak sampai dewasa akan tertarik dengan istilah berprestasi. Efeknya
untuk masyarakat secara tidak langsung positif, apalagi bagi yang
membutuhkan dukungan finansial yang tinggi untuk pendidikan. Bagaimana
berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya walaupun harus belajar ekstra
luar biasa.
Nah, ini ironis dengan dunia
medis yang mengatakan bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan. Bisa dilihat
juga dalam setiap kemasan rokok selalu bertuliskan “Merokok dapat
menyebabkan kanker, impotensi, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin”.
Kutipan tersebut berhasil menjadikan beberapa kawasan umum menerapkan kebijakan
zona rokok. Tandanya cukup mudah bila ada tulisan “Dilarang merokok” Atau
“Kawasan bebas rokok “ Itu artinya tidak boleh merokok. Kadangkala
Kutipan tinggal kutipan, bagi sebagian orang tidak begitu
peduli dengan kutipan tersebut dengan berbagai alasan.
Masyarakat Indonesia masih ada
yang pro merokokpun mempunyai sejumlah alasan untuk mendukung keberadaan rokok.
Misalnya fakta yang ada dimasyarakat antara lain dari segi seni dan budaya
rokok memberikan dukungan financial yang cukup besar untuk menyelenggarakan event
tersebut, dari segi olah raga rokok termasuk penyumbang sponsor paling dominan,
dari segi pendidikan rokok menjadi donator beasiswa yang tersebar di seluruh
sekolah dan perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia, dari segi
lingkungan rokok menggandeng LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk mewujudkan life
go green dan dari segi ekonomi menambah pengahasilan pedagang asongan dan
petani, bahkan menjadi sumber pemasukan Negara.
Berprestasi karena
didukung rokok
Fakta dari dinas kesehatan
merokok mempunyai banyak efek negatif bagi tubuh manusia, jika diartikan
sekilas mungkin sebagian orang akan menolak dengan sub tema diatas. Namun
bagaimana persepsi sebagian yang lain ketika rokok berkolaborasi dengan
pendidikan?. Sudah banyak sumber media cetak maupun elektronik
memberitakan banyak pelajar SD - SMA sudah merokok. Tertulis di media yang
menyatakan bahwa rokok sudah di konsumsi anak usia sekolah dasar1.
Ironisnya disisi lain ini menjadi sumber keberkahan bagi pelajar berprestasi
yang justru ada yang tidak merokok . Di website komunitas penerima beasiswa2
dari salah satu perusahaan rokok 60 alumni mengatakan menjadi lebih berprestasi
dan bangga dengan mendapatkan beasiswa dari perusahaan rokok, bahkan semua
sepakat memberi apresiasi yang tinggi. Data penerima besiswa dari 1
perusahaan rokok yang lain (red. Djarum) anggotanya sudah
mencapai lebih dari 6300 orang dari 25 angkatan yang berasal dari berbagai
daerah di seluruh Indonesia3. Berdasarkan keterangan di www.tempointeraktif.com
yayasan Sampoerna telah membiayai pendidikan 9.110 orang dari berbagai tingkat
pendidikan sejak tahun 2001. Setiap tahun Yayasan Sampoerna memberikan
beasiswa rata-rata 3.000 siswa diberbagai wilayah di Indonesia. Meskipun
yayasan mereka merupakan lembaga independen yang terlepas dari perusahaan
rokok, PT HM Sampoerna.
Pendidikan merupakan jalan
terbaik untuk memperbaiki kulitas sumber daya manusia. Di negeri yang merdeka
17 Agustus 1945 lalu, pemerintah sudah berusaha memprogramkan program
pendidikan yang berkualitas untuk anak bangsa. Meski tak bisa dipungkiri
pemerintah belum sepenuhnya berhasil, maka pemerintah memberikan kesempatan
bagi pihak swasta untuk membantu mencerdaskan generasi bangsa ini. Dasar
utamanya dari UUD 1945 pasal 314 ayat 1 “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”.pasal 31 ayat 2 :” Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
Dari kacamata Undang undang pendidikan
Dasar tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Kemudian tingkat lanjutan
swasta boleh berperan. Realita yang ditemui dimasyarakat, swasta sudah
diperbolehkan untuk terlibat lebih banyak dalam mencerdaskan anak bangsa dari
level usia dini sampai Perguruan Tinggi (PT). Perusahaan rokok termasuk
pendonor dana terbesar untuk pendidikan mulai pendidikan SMA sampai S3 5,
baik di dalam negeri maupuan di luar negeri mereka menawarkan
beasiswa di sekolah bergengsi dan berkualitas. Tak ayal bisa saringan masuknya
sangat ketat 6. Berawal dari pencarian bibit unggul inilah
lahirlah generasi yang berprestasi. Melalui proses magang para penerima
beasiswa ini dididik dan diberikan soft skill yang lebih praktis sehingga bisa
langsung diterapkan di masyarakat.
Seorang mahasiswi dari
Universitas di Bandung usia 22 tahun 7, menerima beasiswa dari
perusahaan rokok pada tahun 2009-2010. Dia mengikuti Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) yang diadakan oleh kampus. Proses yang dia lalui cukup
menantang mulai dari seleksi merancang business proposal dalam
waktu yang relatif singkat, presentasi business plan dihadapan para penguji,
sesi wawancara, dan mengikuti berbagai workshop dan magang di UKM.
Rokok memang berbahaya
bagi kesehatan 8. Sebuah riset yang dilakukan ilmuwan di Lawrence
Berkeley National Laboratory, California, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa
residu asap tembakau yang melekat pada pakaian, rambut, kulit, dinding, serta
permukaan barang lainnya dapat bereaksi dengan zat kimia yang biasa terdapat
udara ruangan. Reaksi itu menghasilkan karsinogen atau zat pemicu kanker.
Jelas berbahaya. Namun berbeda untuk bidang pendidikan. Semua yang sedang
merokok tentu mengganggu orang yang tidak suka rokok. Dan tidak semua yang
mendapatkan beasiswa dari perusahaan rokok adalah perokok. Dan tidak
semua perokok itu mendapatkan beasiswa dari perusahaan rokok. Cukup solutif
jika layanan publik memberikan ruang rokok bagi perokok tetapi tetap
memberlakukan kebijakan “Area Bebas Asap Rokok”!. Akan ada statemen yang
berbeda seandainya penerima beasiswa dari perusahaan rokok, padahal tidak
merokok. Apa yang anda katakan jika penerimanya anda?
iseng" cri artikel",, tb" msuk sni, baca, eh trnyta prtnyaan yg q pikirin dr kmrn trnyta sama.. tulisan yg bagus, bs mnginspirasi.. km alumni beswan??
BalasHapussaya bukan Alumni BESWAN....justru dengan tulisan ini saya ingin mengajaka semua berhenti merokok. mencantumkan bahaya merokok di bungkus tidak cukup tetapi harus ditanamkan nilai dan kesadaran secara intensif kepada masyarakat. bila masyarakat sadar maka dengan sendirinya perokok berkurang
BalasHapus