SEBAB MELEMAHNYA KOMITMEN SEORANG MUSLIM
(Asbabu Dho’ful iltizaam)
Perjalanan seorang muslim mencapai derajat paling tinggi
tidak serta merta mudah didapatkan, membutuhkan proses secara berkelanjutan. Baik
dari aspek pribadi maupun aspek keluarga. Untuk mencapai pemahaman tertinggi
tentang komitmen seorang muslim sebaiknya belajar memenejemen pribadi menjadi
pribadi yang lebih dekat dengan Allah SWT.
Secara judul mungkin seharusnya kita perlu mengetahui faktor
apa yang membuat komitmen seorang muslim meningkat. Ternyata sebelum membahas
tentang faktor penguat, terlebuh dahulu mengetahui sebabnya supaya ketika
pribadi muslim sedang berusaha untuk menguatkan komitmen diin (agamanya)
kemungkinan besar sudah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan pun apa yang
seharusnya tidak ia lakukan.
Komitmen (Iltizaam) adalah janji yang kuat kepada diri
sendiri dan kepada Allah untuk mempersembahkan yang terbaik sesuai yang Allah
dan Rasul perintahkan. Seseorang yang mempunyai Iltizaam yang kuat tentunya
sudah mengetahui dan memahami urgensi dari apa yang ia yakini, ia percaya
kepada Robbnya dan mencintai Robbnya
sehingga mencapai ketaqwaan tertinggi (totalitas).
Ciri – ciri orang yang mempunyai iltizaam yang kuat
1.
Bertanggung jawab
Sikap yang bertanggungjawab muncul karena
didukung dengan pemahaman yang baik . pemahaman yang baik itu menyeluruh (syammil
) dan mutakammil (sempurna). Bukan sepotong, bukan pula setengah.
2.
Lebih banyak berkorban
Iltizaam yang kuat memunculkan sikap
tadhiyah yang tinggi, kenapa? Karena keikhlasannya terjaga, disisi lain ia
percaya dengan jaminan Allah. Jiwa –jiwa yang pantang menyerah termasuk tanda
jiwa yang percaya dengan janji Allah.
Berangkat dari pemahaman yang kuat seorang
muslim akan mempunyai tadhiyah yang matang. Itulah kenapa Allah menurunkan
wahyu “Iqra!” (bacalah!) dimana Iqra ini adalah fiil amar (kata kerja) yang
berarti wajib.
Membaca itu menjadi kewajiban seorang
muslim. Membaca apapun, misalnya membaca buku, membaca alam, membaca hal - hal
yang positif yang bisa membuat jiwa kita senantiasa hidup.
3.
Produktif
Setiap menit adalah amanah. Setiap detik
juga amanah. Sepanjang waktu adalah amanah. Seorang muslim yang mempunyai
semangat belajar menjadin pribadinya baik dimata Allah apsti tidak segan untuk
mempelajari Ilmu NYA.
Setelah ia mempelajari ilmunya maka akan ada
semangat untuk berbagi. Berbagai ilmu yang ia dapatkan. Dengan berbagi ilmuu
akan menjadikan ia semakin bermanfaat dan semakin luas pengetahuan dan amalnya
4.
Optimis
Iltizaam yang tinggi akan mampu
meningkatkan kepercayaan yang tinggi terhadap Allah. Semata – mata hanya karena
Allah. Karena itu seorang muslim yang optimis akan cenderung memandang dunia
lebih luas, ia merasa ada Allah yang selalu membantu setiap permasalahan dan ia
percaya bahwa setiap permasalahan ada penyelesaian.
Ini bukan dengan diam saja. Dengan catatan
seorang muslim akan Allah ganti nasibnya menjadi lebih baik jika dia berusaha
merubah nasibnya.
Sebab iltizaam menjadi lemah
1.
Dho’ful iiman (lemahnya
iman)
Iman mempunyai sifat berkurang dan bertambah. Namun dengan adanya sifat
ini bukan untuk diberi toleransi justru
sebaliknya ketika kita merasa harus selalu menjaga iman supaya tidak terlena
dengan kesia –siaan yang mengantarkan kita kepada kerugian.
Iman hanya akan stabil dengan komitmen amalan sholeh yang kita sendiri
pula yang bisa merasakan. Maka sekuat apapun kita harus menjaga untuk melakukan
kebaikan (yang menguattkan iman) dan
sekuat tenaga menjauhi yang melemahkan iman.
Segala yang berlebihan akan melemahkan iman bahkan yang makruh dan yang
mubah.
Fenomena lemahnya iman adalah futur (futuur)
Future adalah berhenti setelah bergerak, artinya ada kemandekan setelah
produktif. Cirinya mudah misalnya bosan.
Penyebab bosan ini mungkin berawal dari tidak seimbang (ghoiruttawaazun) dalam melakukan
aktivitas sehingga terasa berat .
seorang kawan menceritakan pengalamannya ketika ia mengalami rasa bosa
maka ia segera memvariasi amalannya. Selain itu
sekuat tenaga ia menghentikan amal yang sifatnya sia – sia
2.
Berkurangnya interaksi
dengan Al – Quran ( dho'fu ta'aamilu ma'alquraan)
Al quran adalah pedoman hidup (Minhaajul khayaah). Itulah kenapa orang
yang kuat interaksi dengan alquran hatinya hidup. Hidup karena dijaga Allah. Sejuk
karena Al-quran memang diciptakan sebagai pedoman. Bagaimana orang yang
berjalan dengan pedoman? Dia tidak akan tersesat karena punya pedoman hidup. Namun
bagaimana dengan orang yang tidak mempunyai pedoman hidup?
Bisa dipastikan salah alamat/tersesat. Astaghfirullahal’adziim
Tahapan dalam berinteraksi dengan al – quran
a.
Membaca
Allah berfirman bahwa ketika membaca Alquran dengan tartil (QS Al –
Muzammil 73 :4)
“…dan bacalah Alquran itu dengan tartil”
Yang dimaksud dengan tartil disini adalah
membaca huruf Alquran sesuai dengan sifat – sifat huruf, membaca huruf
dengan makhorijul huruf yang tepat serta dengan tajwid yang benar
b.
Hafal
Keistimewaan orang yang menghafal alquran adalah Allah akan akan selalu
memberikan ketenangan di dadanya. Kemudian bagi yang mampu mendakwahkan isinya,
jika wafat jasadnya akan di jaga oleh Allah SWT
c.
Tadabur
Tadabur alquran ini akan membentuk ruh/ jiwa qurani lebih kuat. Mungkin bisa
dengan membaca terjemahan. Minimal membaca tafsirnya
d.
Faham
e.
Mengamalkan yang difahami
f.
Mendakwahkan isi alquran
3.
Lemahnya control /evaluasi (dho'fulmutaaba'ah)
4.
Menerima dunia dan
bergantung kepadanya (iqbaaluddunyaa wattakhalluubihaa)
Orang yang sukses dunia saja disebut orang yang khoosir (rugi ) sedangkan orang yang sukses akhirat disebut sebagai orang yang beruntung (faaizun)
Sebagai seorang muslim yang mempunyai iltizaam yang tinggi sebaiknya bisa sukses dunia dan akhirat.
Wallahua’alam bishowab