Minggu, 15 April 2012

SEBAB MELEMAHNYA KOMITMEN SEORANG MUSLIM


SEBAB MELEMAHNYA KOMITMEN SEORANG MUSLIM
(Asbabu Dho’ful iltizaam)
Perjalanan seorang muslim mencapai derajat paling tinggi tidak serta merta mudah didapatkan, membutuhkan proses secara berkelanjutan. Baik dari aspek pribadi maupun aspek keluarga. Untuk mencapai pemahaman tertinggi tentang komitmen seorang muslim sebaiknya belajar memenejemen pribadi menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah SWT.

Secara judul mungkin seharusnya kita perlu mengetahui faktor apa yang membuat komitmen seorang muslim meningkat. Ternyata sebelum membahas tentang faktor penguat, terlebuh dahulu mengetahui sebabnya supaya ketika pribadi muslim sedang berusaha untuk menguatkan komitmen diin (agamanya) kemungkinan besar sudah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan pun apa yang seharusnya tidak ia lakukan.

Komitmen (Iltizaam) adalah janji yang kuat kepada diri sendiri dan kepada Allah untuk mempersembahkan yang terbaik sesuai yang Allah dan Rasul perintahkan. Seseorang yang mempunyai Iltizaam yang kuat tentunya sudah mengetahui dan memahami urgensi dari apa yang ia yakini, ia percaya kepada Robbnya  dan mencintai Robbnya sehingga mencapai ketaqwaan tertinggi (totalitas).

Ciri – ciri orang yang mempunyai iltizaam yang kuat 

1.       Bertanggung jawab
Sikap yang bertanggungjawab muncul karena didukung dengan pemahaman yang baik . pemahaman yang baik itu menyeluruh (syammil ) dan mutakammil (sempurna). Bukan sepotong, bukan pula setengah.

2.       Lebih banyak berkorban
Iltizaam yang kuat memunculkan sikap tadhiyah yang tinggi, kenapa? Karena keikhlasannya terjaga, disisi lain ia percaya dengan jaminan Allah. Jiwa –jiwa yang pantang menyerah termasuk tanda jiwa yang percaya dengan janji Allah.

Berangkat dari pemahaman yang kuat seorang muslim akan mempunyai tadhiyah yang matang. Itulah kenapa Allah menurunkan wahyu “Iqra!” (bacalah!) dimana Iqra ini adalah fiil amar (kata kerja) yang berarti wajib.
Membaca itu menjadi kewajiban seorang muslim. Membaca apapun, misalnya membaca buku, membaca alam, membaca hal - hal yang positif yang bisa membuat jiwa kita senantiasa hidup.

3.       Produktif
Setiap menit adalah amanah. Setiap detik juga amanah. Sepanjang waktu adalah amanah. Seorang muslim yang mempunyai semangat belajar menjadin pribadinya baik dimata Allah apsti tidak segan untuk mempelajari Ilmu NYA.
Setelah ia mempelajari ilmunya maka akan ada semangat untuk berbagi. Berbagai ilmu yang ia dapatkan. Dengan berbagi ilmuu akan menjadikan ia semakin bermanfaat dan semakin luas pengetahuan dan amalnya

4.       Optimis
Iltizaam yang tinggi akan mampu meningkatkan kepercayaan yang tinggi terhadap Allah. Semata – mata hanya karena Allah. Karena itu seorang muslim yang optimis akan cenderung memandang dunia lebih luas, ia merasa ada Allah yang selalu membantu setiap permasalahan dan ia percaya bahwa setiap permasalahan ada penyelesaian.
Ini bukan dengan diam saja. Dengan catatan seorang muslim akan Allah ganti nasibnya menjadi lebih baik jika dia berusaha merubah nasibnya.

Sebab iltizaam menjadi lemah
1.       Dho’ful iiman (lemahnya iman)
Iman mempunyai sifat berkurang dan bertambah. Namun dengan adanya sifat ini bukan untuk diberi toleransi  justru sebaliknya ketika kita merasa harus selalu menjaga iman supaya tidak terlena dengan kesia –siaan yang mengantarkan kita kepada kerugian.

Iman hanya akan stabil dengan komitmen amalan sholeh yang kita sendiri pula yang bisa merasakan. Maka sekuat apapun kita harus menjaga untuk melakukan kebaikan  (yang menguattkan iman) dan sekuat tenaga menjauhi yang melemahkan iman.
Segala yang berlebihan akan melemahkan iman bahkan yang makruh dan yang mubah.

Fenomena lemahnya iman adalah futur (futuur)
Future adalah berhenti setelah bergerak, artinya ada kemandekan setelah produktif. Cirinya mudah misalnya bosan.

Penyebab bosan ini mungkin berawal dari tidak seimbang (ghoiruttawaazun) dalam melakukan aktivitas sehingga terasa berat .  seorang kawan menceritakan pengalamannya ketika ia mengalami rasa bosa maka ia segera memvariasi amalannya. Selain itu  sekuat tenaga ia menghentikan amal yang sifatnya sia – sia

2.       Berkurangnya interaksi dengan Al – Quran ( dho'fu ta'aamilu ma'alquraan)
Al quran adalah pedoman hidup (Minhaajul khayaah). Itulah kenapa orang yang kuat interaksi dengan alquran hatinya hidup. Hidup karena dijaga Allah. Sejuk karena Al-quran memang diciptakan sebagai pedoman. Bagaimana orang yang berjalan dengan pedoman? Dia tidak akan tersesat karena punya pedoman hidup. Namun bagaimana dengan orang yang tidak mempunyai pedoman hidup?

Bisa dipastikan salah alamat/tersesat. Astaghfirullahal’adziim

Tahapan dalam berinteraksi dengan al – quran
a.       Membaca
Allah berfirman bahwa ketika membaca Alquran dengan tartil (QS Al – Muzammil 73 :4)
“…dan bacalah Alquran itu dengan tartil

Yang dimaksud dengan tartil disini adalah  membaca huruf Alquran sesuai dengan sifat – sifat huruf, membaca huruf dengan makhorijul huruf yang tepat serta dengan tajwid yang benar
  
b.      Hafal
Keistimewaan orang yang menghafal alquran adalah Allah akan akan selalu memberikan ketenangan di dadanya. Kemudian bagi yang mampu mendakwahkan isinya, jika wafat jasadnya akan di jaga oleh Allah SWT

c.       Tadabur
Tadabur alquran ini akan membentuk ruh/ jiwa qurani lebih kuat. Mungkin bisa dengan membaca terjemahan. Minimal membaca tafsirnya 

d.      Faham
e.      Mengamalkan yang difahami
f.        Mendakwahkan isi alquran  

3.       Lemahnya control /evaluasi (dho'fulmutaaba'ah)

4.       Menerima dunia dan bergantung kepadanya (iqbaaluddunyaa wattakhalluubihaa)
     Orang yang sukses dunia saja disebut orang yang khoosir (rugi ) sedangkan orang yang sukses akhirat disebut sebagai orang yang beruntung (faaizun) 
    Sebagai seorang muslim yang mempunyai iltizaam yang tinggi sebaiknya bisa sukses dunia dan akhirat.

Wallahua’alam bishowab